PADUAN
SUARA
Oleh
:
IMROATUL
MAFRUHAH
SMK
KESEHATAN MULIA HUSADA SUMENEP
TAHUN
PELAJARAN 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan
seni menampakkan citra yang berbeda dan progresif. Progresifitas itu tampak
dari munculnya generasi hibrida dalam karya seni. Hal itu, di latar belakangi
oleh berkembangnya gerakan garda depan (avant garde) dalam segala proses
kesenian. Cirinya yang progresif dan mereduksi segala batas batas formal
kesenian, membawa seni menjadi melintasi batas tatanan. Seni apapun bentuknya,
menjadi meluas, kolaboratif, heteroistik. Bentuk perlawanan terhadap tatanan
dan kolaboratif ini telah memunculkan berbagai kecenderungan seni yang
kontemporer hingga sulit untuk di golongkan ke dalam formalitas model.
Begitupun yang terjadi dengan
seni paduan suara. Paduan suara berubah menjadi seni “memadu suara” menjadi
“memainkan suara”, tentu saja ini bukan berlaku untuk seni paduan suara formal.
Hal ini tentu saja di picu oleh perkembangan seni music dan seni bernyanyi.
Nyanyian, senandung atau apapun bentuknya berkembang begitu ragam, hingga
seringkali membuahkan sub-kultur, seperti pop,rock,hip hop dan lain sebagainya.
Begitupun dengan paduan suara
yang sudah mempunyai kestabilan dalam segi sub-cultur, seperti yang di
pengaruhi oleh perkembangan sejarah gereja dan perkembangan music liturgy.
Namun, seni paduan suara menampakkan kemenarikannya ketika “tidak setia” dan
mulai melanggar formalitasnya dengan konsep hybrid. Kenyataan itu sering
terlihat ketika paduan suara sering digunakan untuk alat sampingan grounded
bagi para musisi atau penyanyi tunggal. Amat sayang, jika paduan suara hanya
diletakkan sebagau grounded semata saja. Paduan suara harus menampakkan
konsepnya sebagai suara yang memadu, hingga suara yang bermain pada tatanan
utuh accord atau ensemble.
Konsep permainan ensemble
melalui suara manusia inilah yang sekarang ini menjadi kompetitif.
Kompetitifnya tidak terletak pada konsep jenis paduan suara antara paduan suara
pria atau wanita saja, atau tataran suara, sopran,alto,tenor dan bas. Melainkan
bagaimana memainkan suara. Sebuah suara ensemble yang di bayangkan sebelumnya
selalu terpaku pada formalitasnya. Namun sekarang ini, ensemble berubah menjadi
senyawa irama. Hal itu terlihat nyata dalam tatanan atau wacana konsep etno,
sehingga ensemble suara yang diwacanakan ingin di kembalikan kembali kepada
prinsip primitifnya. Hal itu mendasar pada konsep suara pada senandung orang
Indian, Afrika, Semitissme, Jawanisme (Hinduisme) dan lain lain.
Paduan suara atau kor (dari
bahasa Belanda,koor), dalam bahasa Inggris, choir, chorale,chorus merupakan
istilah yang merujuk kepada ensemble music yang terdiri atas penyanyi-penyanyi
maupun music yang di bawakan oleh ensemble tersebut. Umumnya, suatu kelompok
paduan suara membawakan music paduan suara yang terdiri tatas beberapa bagian
suara (bahasa inggris : part, bahasa jerman : stimme). Dalam pengertian ini,
paduan suara juga mencakup kelompok vocal (vocal group), walaupun kadang kedua
istilah ini saling dibedakan.
Penyanyi yang tampil bersama
sebagai sebuah kelompok disebut paduan suara atau chorus. (Afri Mamoaja :
2011). Istilah ini terlebih dahulu sangat sering digunakan untuk kelompok yang
berafiliasi dengan sebuah gereja dan yang kedua untuk kelompok-kelompok yang
tampil di teater atau ruang konser, namun perbedaan ini adalah jauh dari kaku.
Istilah “choir” memiliki definisi sekunder yaitu suatu bagian lain dari ensemble
seperti berbicara tentang paduan suara “woodwind” dari sebuah orchestra atau
berbeda “paduan suara” dari suara dan/atau instrument dalam komposisi
polycoral. Kekhasan paduan suara pada abad ke-18 sampai abad ke-21terdapat pada
oratorio dan misa.
Paduan suara bisdsnys dipimpin oleh
seorang dirigen (conductor) atau choir master yang biasanya juga merangkap
sebagai pelatih paduan suara. Paduan suara terdiri atas empat bagian suara
(misalnya,sopran,alto,tenor dan bas). Selain empat suara,jumlah jenis suara
yang paling lazim dalam paduan suara adalah tiga,lima,enam, dan delapan. Ada
juga paduan suara yang dinyanyikan dengan satu suara yang disebut sebagai
“unisono”.
Dalam puji pujian, paduan
suara berfungsi sebagai: yang pertama, sebagai pengiring. Contohnya yang
dilakukan oleh umat Kristiani pada saat menyembah/bersembahyang di Gereja yang
menggunakan format ibadah kontemporer yang menggunakan band kecil untuk
mengiringi penyanyi dan dalam kebijakan Gereja Katolik Roma juga dapat
menggunakan iringan orchestra tambahan. Kedua, fungsi liturgis. Maksudnya,
paduan suara berfungsi sebagai pendamping umat bernyanyi, seperti himne. (www.kaskus.us)
Padun suara juga berperan
dalam kebaktian, yaitu sebagai dasar untuk memuji Tuhan, Allah berfirman : umat
yang telah ku bentuk bagiku akan memberitakan kemasyhuranku”. Tindakan
memuliakan nama Allah perrlu dinyatakan dalam perbuatan dan tindakan yang nyata.
Namun tindakan yang nyata itu tiak berarti mengabaikan ibadah dari umatnya.
Seperti halnya umat Kristiani yang bernyanyi untuk memuja Tuhannya.
Oleh karena itu, dalam
proposal ini akan dibahas tentang jenis-jenis paduan suara sehingga terlihat
jelas karakteristik seni secara utuh.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dengan uraian latar belakang
di atas, penulis mencoba merusmuskan masalah, yaitu bagaimana jenis kelompok
paduan suara.
C.
HIPOTESIS
Dari latar belakang dan
rumusan maslah di atas, dapat di temukan hipotesis yaitu ada berbagai jenis
kelompok paduan suara.
D.
TUJUAN
Penulis menulis proposal ini
bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kelompok paduan suara.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Paduan suara atau kor (dari
bahasa Belanda,koor), dalam bahasa Inggris, choir, chorale,chorus merupakan
istilah yang merujuk kepada ensemble music yang terdiri atas penyanyi-penyanyi
maupun music yang di bawakan oleh ensemble tersebut. Umumnya, suatu kelompok
paduan suara membawakan music paduan suara yang terdiri tatas beberapa bagian
suara (bahasa inggris : part, bahasa jerman : stimme). Dalam pengertian ini,
paduan suara juga mencakup kelompok vocal (vocal group), walaupun kadang kedua
istilah ini saling dibedakan.
Penyanyi yang tampil bersama
sebagai sebuah kelompok disebut paduan suara atau chorus. (Afri Mamoaja :
2011). Istilah ini terlebih dahulu sangat sering digunakan untuk kelompok yang
berafiliasi dengan sebuah gereja dan yang kedua untuk kelompok-kelompok yang
tampil di teater atau ruang konser, namun perbedaan ini adalah jauh dari kaku.
Istilah “choir” memiliki definisi sekunder yaitu suatu bagian lain dari
ensemble seperti berbicara tentang paduan suara “woodwind” dari sebuah
orchestra atau berbeda “paduan suara” dari suara dan/atau instrument dalam
komposisi polycoral. Kekhasan paduan suara pada abad ke-18 sampai abad
ke-21terdapat pada oratorio dan misa.
Paduan suara bisdsnys dipimpin
oleh seorang dirigen (conductor) atau choir master yang biasanya juga merangkap
sebagai pelatih paduan suara. Paduan suara terdiri atas empat bagian suara
(misalnya,sopran,alto,tenor dan bas). Selain empat suara,jumlah jenis suara
yang paling lazim dalam paduan suara adalah tiga,lima,enam, dan delapan. Ada
juga paduan suara yang dinyanyikan dengan satu suara yang disebut sebagai
“unisono”.
Paduan suara merupakan bentuk
penyajian musik vokal yang dihadirkan oleh suatu grup, baik secara unisono
maupun dalam beberapa suara. Wujud paduan suara (sehingga disebut paduan suara)
adalah perpaduan antar suara menjadi satu warna suara, yaitu warna paduan suara
dengan memperhatikan keseimbangan antar kelompok suara, satu ekspresi, dan merupakan
satu kesatuan yang utuh. Membentuk suara paduan suara, dengan banyak suara
diibaratkan membuat kopi susu, jika sudah jadi harus berwarna kopi susu, dan
terasa kopi susu pula, bukan hanya kopinya saja atau susunya saja yang terasa
lebih dominan (Simanungkalit).
Vokal paduan suara /vokal koor dalam paduan suara disebut juga choral voice, yang membedakan dengan suara solo. Karena, suara paduan suara adalah bunyi serempak dengan harmonisasi tertentu dari banyak suara dan dari anggota paduan suara.
Vokal paduan suara /vokal koor dalam paduan suara disebut juga choral voice, yang membedakan dengan suara solo. Karena, suara paduan suara adalah bunyi serempak dengan harmonisasi tertentu dari banyak suara dan dari anggota paduan suara.
A.
JUDUL
Dari latar belakang,rumusan
masalah,hipotesis dan tujuan serta tinjauan pustaka, saya mengambil judul
tentang “JENIS KELOMPOK PADUAN SUARA”.
B.
SUB POKOK BAHASAN
b.1. paduan suara sejenis wanita
kelompok paduan suara sejenis
wanita yang terdiri dari dua jenis suara, yaitu jenis suara sopran dan alto yang masing-masing dibagi dua,
sering disingkat SSAA. Bentuk lain adalah tiga suara, yaitu sopran,
mezzo-sopran, dan alto, kadang disingkat SMA.
b.2.
paduan suara sejenis pria
Paduan sejenis suara pria, biasanya terdiri atas dua bagian
tenor, bariton, dan bas, sering disingkat TTBB (atau ATBB jika kelompok suara
tertinggi bernyanyi dengan teknik falsetto pada jangkauan nada alto, seperti
lazimnya pada musik barbershop). Jenis lain paduan suara pria adalah paduan
suara yang terdiri atas suara SATB seperti pada paduan suara campuran namun
bagian sopran dinyanyikan oleh anak-anak laki-laki (sering disebut treble) dan
bagian alto dinyanyikan oleh pria (dengan teknik falsetto, sering disebut
kontratenor).
b.3. paduan suara campuran
Paduan
suara campuran (yaitu dengan suara wanita dan suara pria). Jenis ini mungkin
merupakan yang paling lazim, biasanya terdiri atas suara sopran, alto, tenor,
dan bas, sering disingkat sebagai SATB. Seringkali pula salah satu atau
beberapa jenis suara tersebut dibagi lagi menjadi dua atau lebih, misalnya
SSAATTBB (setiap jenis suara dibagi dua) dan SATBSATB (paduan suara tersebut
dibagi menjadi dua yang masing-masing terdiri atas empat jenis suara). Kadang
kala jenis suara bariton juga dipisahkan (misalnya SATB), seringkali
dinyanyikan oleh penyanyi bersuara bas tinggi.
b.4. paduan suara lengkap
Biasanya jenis paduan suara ini berpola SATB (sopran, alto,tenor,bas)
DAFTAR PUSTAKA