Rabu, 01 Agustus 2012

bakteri

KLASIFIKASI MIKROORGANISME BAKTERI
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi

Oleh :
Imroatul Mafruhah


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. Karena atas berkah rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran biologi. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari pengajar mata pelajaran biologi, penulis hampir putus asa dalam menyelesaikan tugas ini karena keterbatasan referensi yang tersedia, namun dengan jerih payah yang dilakukan, akhirnya makalah ini pun selesai tepat waktu. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan kontribusi pihak pihak yang membantu penyelesaian makalah, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Mela selaku pengajar mata pelajaran biologi yang telah memberikan petunjuk pembuatan makalah.
2. Ayah dan ibu yang telah mensupport kami dan memberikan kasih sayangnya hanya kepeada saya.
3. Teman temaan yang telah bersedia berdiskusi untuk menambah wawasan demi kayanya materi dalam materi biologi ini.
Akhirnya penulis menyadari pula adanya pepatah yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak, artinya dalam penulisan ini tentu tidak terlepas dari kesalahan, dan kesempurnaan hanya milik Allah sang maha pencipta. Maka penulis berharap kepada para pembaca kritik dan saran yang konstruktif senantiasa di harapkan. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat pula di pergunakan sebaik biknya.

Sumenep, 21 juli 2012

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………………………..1
Kata pengantar…………………………………………………………………………………….2
Daftar isi…………………………………………………………………………………………...3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..4
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………4
Bab II Pembahasan
2.1 Sejarah bakteri…………………………………………………………………………….5
2.2 Struktur sel bakteri………………………………………………………………………...5
2.3 Morfologi bakteri………………………………………………………………………….9
2.4 Alat gerak bakteri………………………………………………………………………...10
2.5 Habitat bakteri……………………………………………………………………………11
2.6 Klasifikasi utama bakteri (berdasarkan fenotip)…………………………………………12
2.7 Klasifikasi penggolongan bakteri………………………………………………………..16
2.8 Klasifikasi bakteri menurut Bergey ( edisi ke-7)………………………………………...18
2.9 Kelompok utama bakteri berdasarkan Bergey’s manual edisi ke-8……………………...42
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………50
3.2 Saran……………………………………………………………………………………..50
Daftar pustaka……………………………………………………………………………………51



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri, berasal dari bahasa latin yaitu bacterium (jamak, bacteria) adalah organism yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Mereka sangatlah kecil dan kebanyakan bersel tunggal, dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa inti sel (nukleus), cytoskeleton dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas, dan bakteri juga termasuk kelompok prokariot karena bakteri tidak memiliki membrane inti sel.
Bakteri memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda, ada yang berbentuk bulat, batang, silinder, lengkung, dengan ukuran yang berbeda-beda pula, kebanyakan dari mereka kecil, biasanya berukuran 0,5-5 um, meski ada jenis yang menjangkau 0,3 mm dalam diameter (thiomargarita). Disetiap dinding selnya mengandung peptidoglikan. oleh karena itu, bakteri hidup di lingkungan yang berbeda daripada makhluk lainnya, seperti di air panas dan kawah.

1.2 Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan :
Bagaimana morfologi dan klasifikasi pada bakteri ?

1.3 Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.
b. Untuk mengetahui tentang seluk beluk bakteri.
c. Sebagai tambahan mata pelajaran biologi.

1.4 Manfaat
Dapat mengetahui tentang seluk beluk bakteri dan dapat menambah ilmu tentang mata pelajaran biologi khususnya bakteri.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah bakteri
Pertama kali, bakteri ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri, dan istilah bacterium pertama kali di perkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun 1828 yang diambil dari kata Yunani yaitu βακτηριον yang memiliki arti "small stick".

2.2 Struktur bakteri
Struktur sel bakteri dibedakan menjadi 2, yatu :
a. Struktur dasar, dimana struktur ini hamper dimiliki oleh semua bakteri, yang meliputi : dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
b. Struktur tambahan, dimana struktur ini dimiliki oleh jenis bakteri tertentu, yang meliputi : kapsul, flagellum, pilot, fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.

3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.










2.3 Morfologi bakteri

Gb. Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi
tiga golongan besar, yaitu:
• Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
• Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
• Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

2.4 Alat gerak bakteri
Alat gerak bakteri berupa flagellum (bulu cambuk) adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Drngan adanya flagellum tersebut bakteri dapat memilih kehidupannya sendiri, apakah bakteri akan hidup di lingkungan yang menguntungkan atau tidak.
Jumlah dan posisi flagellum pada bakteri :
a. Motorik : bila hanya berjumlah satu
b. Lofotrik : bila banyak flagellum di satu sisi
c. Amfitrik : bila banyak flagellum di kedua ujung
d. Peritrik : bila tersebar di seluruh permukaan sel bakteri.




2.5 Habitat bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah banyak dan terdapat di berbagai tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030.
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.






2.6 Klasifikasi utama bakteri (berdasarkan fenotip)
Empat kelompok utama bakteri (berdasarkan fenotipik) menurut Bergey’s
Manual determinative of Bacteriology digambarkan secara singkat, dilanjutkan
dengan daftar sifat-sifat yang sering digunakan untuk membedakan beberapa dari
kelompok tersebut.
Kelompok I. Eubakteria Gram-negatif Yang Memiliki Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot yang memiliki suatu profil dinding sel
(tipe Gram-negatif) kompleks yang terdiri dari satu membran luar dan satu membran
dalam, lapisan peptidoglikan yang tipis (yang mengandung asam muramat yang
terdapat pada semua peptidoglikan tapi sejumlah organisme tidak memiliki bagian
ini pada dinding selnya). Dan suatu variabel pelengkap dari komponen lain di luar
atau di antara lapisan ini. Kelompok ini biasanya bersifat Gram-negatif. Bentuk sel
berupa bola, oval, batang lurus atau melengkung, memutar,atau filamen; beberapa
bentuk tersebut dapat berselubung atau berkapsul. Reproduksi dengan cara
pembelahan biner tetapi beberapa kelompok terlihat membentuk tunas, dan suatu
kelompok jarang memperlihatkan pembelahan multipel. Fruiting body (kumpulan sel
dan lendir) dan miksospora dapat dibentuk oleh Miksobacteria. Gerakan berenang,
meluncur, dan gerak tanpa berpindah tempat biasanya teramati. Anggota divisi
mungkin bakteri fototropik atau nonfototrof (di antara litotropik dan heterotropik),
dan termasuk aerobik, fakultatif anaerobik, dan spesies mikroaerofilik; beberapa
anggota merupakan parasit intraseluler obligat.
Kelompok II. Eubakteria Gram-positif yang Memiliki Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot dengan profil dinding sel tipe Grampositif;
umumnya berreaksi terhadap pewarnaan Gram, tetapi tidak selalu positif. Sel
berbentuk bola, batang, atau filamen; batang dan filamen mungkin tidak bercabang,
tetapi beberapa memperlihatkan adanya percabangan. Reproduksi seluler umumnya
dengan pembelahan binner; beberapa menghasilkan spora sebagai bentuk istirahat
(endospora atau spora pada hifa). Kelompok ini umumnya tidak berfotosintesis,
melakukan kemosisntesis, heterotrof dan termasuk aerobik, anaerobik, fakultatif
anaerobik, dan spesies mikroaerofilik. Anggota divisi ini termasuk bakteri
asporogenous sederhana dan bakteri sporogenous, juga actinomycetes dan yang
berhubungan.
Kelompok III. Eubakteria Tanpa Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot yang tidak memiliki dinding sel (biasa
disebut Mycoplasma dan termasuk kelas Mollicutes) dan tidak mensintesis bahan
baku (prekursor) peptidoglikan. Sel dilindungi oleh suatu unit membran, membran
plasma. Sel sangat pleomorfik, dengan ukuran mulai dari yang besar, mampu
merusak vesikula sampai ke yang sangat kecil (0.2 (m), elemen yang dapat tersaring.
Bentuk filamen biasa ditemukan dengan penonjolan-penonjolan percabangan.
Reproduksi dapat dengan pertunasan, fragmentasi, dan/atau pembelahan biner.
Beberapa kelompok memperlihatkan suatu derajat keteraturan bentuk yang
semestinya terhadap penempatan struktur internal.. Biasanya tidak bergerak, tetapi
beberapa spesies memperlihatkan suatu pergerakan meluncur. Bentuk istirahat tidak
diketahui. Sel berwarna Gram-negatif. Sebagian besar membutuhkan media yang
kompleks untuk pertumbuhannya (tekanan-osmotik-tinggi yang mengelilinginya)
dan memelihara diri dengan menembus permukaan media padat dengan cara
membentuk sifat khusus koloni berupa “Fried egg” (telur goreng mata sapi).
Organisme terlihat dengan mata telanjang, bentuk-L dapat dihasilkan oleh beberapa
spesies bakteri (khususnya eubakteria Gram-positif), tetapi perbedaannya pada
mycoplasma tidak mampu membuat dinding sel. Sebagian besar spesies selanjutnya
dibedakan oleh kebutuhan akan kolesterol dan asam lemak rantai-panjang untuk
pertumbuhannya; kolesterol takteresterifikasi merupakan komponen khusus pada
membran di antara spesies yang membutuhkan dan tidak membutuhkan sterol, jika
terdapat dalam medium. Kandungan guanin dan sitosin dalam RNA ribosom adalah
43-48 mol% (lebih rendah dari yang terkandung dalam dinding eubakteria Gram negative dan Gram-positif , 50-54 mol%); kandungan guanin dan sitosin pada DNA
juga lebih rendah, 23-46 mol%, dan ukuran genom Mycoplasma lebih kecil dari
prokariot lain, 0.5-1.0 x 109 Dalton. Mycoplasma dapat bersifat saprofit, parasit, atau
patogenik, dan patogen penyebab penyakit pada hewan, tumbuhan, dan kultur
jaringan.

Kelompok IV. Archaebakteria
Archaebakteria merupakan mikroba utama dalam lingkungan terrestrial dan
akuatik, hidup dalam lingkungan anaerobik, dalam kadar garam tinggi, atau air
panas, dan dalam lingkungan yang terkena panas bumi; serta beberapa terdapat
sebagai simbion saluran pencernaan hewan. Kelompok yang termasuk aerob,
anaerob, dan fakultatif aerob yang tumbuh secara kemolitoautotrofik, organotrofik.
Archaebakteria dapat bersifat mesofil atau termofil, bahkan beberapa spesies dapat
tumbuh pada suhu di atas 100 derajat.
Suatu gambaran khusus biokimia archaebakteria yaitu adanya gliserol
isopranil ether lipid. Tidak ada murein ( asam muramat terkandung dalam
peptidoglikan) pada dinding sel membuat archaebakteria tidak sensitif terhadap
antibiotika beta-laktam. “Common arm” (berhubungan dengan lengan) tRNA
mengandung pseudouridin atau 1-metilpseudouridin sebagai pengganti ribotimidin.
Urutan rRNA 5S, 16S, dan 23S sangat berbeda dari yang ada dalam eubakteria dan
eukariot.
Archaebakteria memberikan beberapa gambaran molekuler seperti pada
eukariot:;
a). Elongation Factor 2 (EF-2) mengandung asam amino diftamid dan oleh karena itu
dapat terjadi ribosilasi-ADP oleh toksin diphteria,
b). Urutan asam amino protein “A” ribosom menunjukkan urutan yang bersifat
homolog dengan protein eukariotik (L7/L12),
c). Methionin yang mengawali tRNA tidak mengandung formil,
d). Beberapa gen tRNA mengandung intron ,
e). Cabang aminoasil tRNA inisiator diakhiri dengan pasangan basa “AU,”,
f). DNA-dependent RNA polimerase merupakan enzim multikomponen dan tidak
sensitif terhadap antibiotika rifampisin dan streptolidigin,
g). Seperti (-DNA polimerase pada eukariot, replikasi DNA polimerase
archaebakteria tidak dihambat oleh aphidikolin atau butilfenil-dGTP, dan
h). Sintesis protein dihambat oleh anisomisin tetapi tidak oleh kloramfenikol.
Archaebakteria autotrof tidak mengasimilasi CO2 melalui siklus Calvin. Pada
Methanobacterium, CO2 difiksasi melalui suatu jalur asetil-CoA, tetapi Acidianus
dan Thermoproteus, bersifat aututrof CO2 difiksasi melalui jarul asam trikarboksilat
reduktif. Fiksasi N2 hanya diperlihatkan oleh beberapa methanogen.
Hasil pewarnaan Gram dapat positif atau negatif karena tipe pembungkus sel
sangat berbeda. Spesies Gram-positif memiliki pseudomurein, metanokondroitin, dan
heteropolisakarida dinding sel; sel Gram-negatif memiliki glikoprotein pada lapisan
permukaan. Sel memiliki keragaman bentuk, termasuk berbentuk bola, spiral, pelat
atau bentuk batang; unisel; multisel bentuk dalam filamen atau berupa kumpulan.
Diameter sel individu 0.1- >15 m, dan panjang filamen dapat mencapai 200 m.
Perbanyakan melalui pembelahan biner, pertunasan, penyempitan, fragmentasi, atau
mekanisme lain. Warna massa sel dapat biru, ungu, pink, oranye-coklat, kuning,
hijau, hitam kehijauan, abu-abu dan putih.
Kelompok utama archebakteria termasuk;
a) archebakteria methanogenik,
b) archeabakteria pereduksi sulfat ,
c) archaebakteria halofilik ekstrim,
d) archaebakteria tanpa dinding sel, dan
e) termofilik ekstrim “So-metabolizer.”














2.7 Klasifikasi penggolongan bakteri
Klasifikasi bakteri dapat dilihat dari beberapa penggolongan. Diantaranya klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk tubuh, klasifikasi bakteri berdasarkan flagela, dan terakhir klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan gram. Berikut uraian masing-masing menganai klasifikasi bakteri.
a. Penggolongan bakteri Berdasarkan bentuk tubuhnya
1. bakteri Kokus (bulat)
a) Streptokokus, misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus, S.lactis.
b) Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
c) Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae
2. bakteri Basil (batang)
a) Basilus, misalnya Eschericcia coli, Salmonella thypi, Lactobacillus.
b) Streptobasil, misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.
3. bakteri Vibrio (koma)
Vibrio, misalnya Vibrio cholerae.
4. bakteri Spirillum (spiral)
Spirillum, misalnya Treponema pallidum.
b. Berdasarkan kedudukan flagela pada selnya
1) Monotrik
Monotrik, berflagel satu pada salah satu ujung.


2) Amfitrik
Amfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3) Lofotrik
Lofotrik, berflagel banyak di satu ujung.
4) Peritrik
Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh.
c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain)
1) Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif, dinding sel lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan. Misalnya Micrococcus, Staphylococcus,
Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.
2) Bakteri gram-negatif
Bakteri gram-negatif, dinding sel lebih kompleks, peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
d. Berdasarkan kebutuhan oksigen
1) Bakteri aerob
Bakteri aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter,
Nitrosococcus.
2) Bakteri anaerob
Bakteri anaerob, tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Micrococcus denitrificans.
e. Berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)
1) Autotrop
Autotrop, menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Bakteri autotrop, berdasarkan sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrop (sumber energi dari cahaya) dan kemoautotrop (sumber energi dari hasil reaksi kimia).
2) Heterotrop
Heterotrop, tidak menyusun makanan sendiri, memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain. Termasuk bakteri heterotrop adalah bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.

2.8 KLASIFIKASI BAKTERI MENURUT BERGEY (edisi ke-7)
 Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (phylum), yaitu :
Divisi I – Protophyta
Divisi II – Thallophyta
Divisi III – Bryophyta
Divisi IV – Pteridophyta
Divisi V – Spermatophyta


 Divisi I Protophyta dibagi atas 3 klas, yaitu :
Klas I – Schizophyceae (ganggang biru)
Klas II – Schizomycetes ( bakteri dan bentuk-bentuk yang serupa)
Klas III – Microtatobiotes ( rickettsia dan virus)
 Selanjutnya klas Schizomycetes dibagi ats 10 ordo, yaitu :
SIFAT-SIFAT KLAS SCHIZOMYCETES
Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil benar, kadang-kadang tak tampak dengan mikroskop biasa, ada yang dapat bergerak, ada yang tidak. Tidak jelas adanya inti (eukaryon) seperti yang biasa terdapat pada tanaman tinggi, yang sering terdapat ialah benda-benda yang mengandung kromatin, yaitu bahan kromosom. Inti yang sederhana itu disebut Prokaryon, kromosom yang terkandung didalamnya berupa suatu utas yang melingkar seperti suatu kolong, tidak mempunyai pasangan, sehingga Schizomycetes itu dapat disebut makhluk-makhluk yang haploid.
Sel-sel ada yang berbentuk seperti bola-bola kecil, ada yang berpa tongkat-tongkat, ada yang bengkok serupa koma, ada pula yang spiral. Sel-sel ada yang hidup sendiri-sendiri, ada yang berkelompok, ada pula yang hidup di dalam kista. Kelompok itu ada yang merupakan bentuk beraturan, ada pula yang tidak beraturan. Ada yang bergandengan merupakan rantai lurus, ada pula yang bercabang menghasilkan sel-sel pembiak yang dapat bergerak ataupun tidak bergerak. Ada spesies yang mempunyai pigmen, dan ada pula yang tanpa pigmen. Pigmen itu ada yang mempunyai fungsi seperti klorofil pada tanaman tinggi, yaitu un tuk menyelenggarakan fotosintesis.
Pembiakan dilakukan secara vegetatif dengan pembelahan diri, sedang beberapa spesies membentuk endospora untuk mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan. Myxobacteriales menghasilkan sporokista, sedang pada Borrelomycetaceae terdapat tubuh-tubuh kecil yang berguna sebagai alat pembiak. Bakteri ada yang hidup bebas, autrotof, ada pula yang hidup sebagai saprobe, sebagai parasit dan ada pula yang pathogen.
Ordo I – Pseudomonadales
Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral. Kadang-kadang bergandengan. Boleh berppigmen kemerahan atau hijau. Tidak dalam trikoma (bentuk benang). Biasanya bergerak dengan flagel yang terminal, kadang tidak bergerak.
 Dari ordo I pseudomonadeles di perkenalkan family thioehodaceace :
Sel dapat berupa bola, serupa telur, serupa batang pendek atau panjang, lurus atau melengkung, atau seperti spiral. Berwarna agak ungu kemerahan sampai merah karena mempunyai bakterioklorofil dan karotinoida. Habitat tempat-tempat terang dan ada sulfida. Beberapa genus dari famili ini ialah:
• Thiocystis dengan 2 spesies, bentuk kokus tunggal atau dua-dua, menghasilkan belerang
• Thiospirrillum dengan 5 spesies, bentuk serupa spiral, flagel pada ujung. Menghasilkan butir-butir belerang.
1. Famili Athiorhodaceae
Sel dapat berupa kokus, basil pendek atau panjang, vibrio, atau spiral. Gram negatif. Flagel pada ujung. Warna kemerahan, ada bakterioklorofil. Tidak menghasilkan belerang.
Spesies-spesies dari famili ini lebih suka hidup di tempat-tempat yang ada cahaya. Mereka kehilangan warna merah jika berada dalam tempat gelap, dan mereka bergerak menuju ke tempat yang cukup terang bagi mereka (fototropisme).
Beberapa genus yang terkenal dari famili ini adalah:
• Rhodopseudomonas dengan 4 spesies, bentuk kokus atau basil
• Rhodospirillum dengan 4 spesies, berbentuk spiral, diameter antara 0,5 sampai 1,5 µ, sedang panjangnya 20 sampai 50 µ. Ukuran mengenai besar kecilnya maupun banyak sedikitnya lengkungan bergantung kepada usia bakteri. Pigmen yang biasanya disebut bakteriopurpurin itu ternyata terdiri atas dua bagian, yang pertama berupa bakterioklorofil yang memegang peranan dalam fotosintesis, sedang bagian kedua berupa pigmen yang berwarna merah yang belum kita ketahui fungsinya. Telah terbukti, bahwa sinar merah dan infra merah lebih menguntungkan bagi kegiatan bakteri ini daripada sinar-sinar lain yang bergelombang lebih pendek.
2. Famili Chlorabacteriaceae
Sel berupa batang, berwarna hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob, dapat menghasilkan belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.
3. Famili Nitrobacteriaceae
Kokus, basil atau spiral. Flagel tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan pembentuk nitrit atau nitrat. Tanpa endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrit adalah:
• Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.
• Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.
• Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu selaput.
• Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.
• Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.
Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrat ialah:
• Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.
• Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.
4. Famili Methanomonadaceae
Sel serupa batang, ada yang berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan air rawa-rawa. Genus yang terkenal dari famili ini adalah:
• Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.
• Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.
5. Famili Thiobacteriaceae
Sel berupa kokus, basil atau vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna. Habitat tempat-tempat yang mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah:
• Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.
• Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri denitrifikan.
• Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan belerang dan sulfat belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam lingkungan yang pH-nya kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2 sampai 3,5.
6. Famili Psseudomonadaceae
Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang terdapat pada ujung. Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak bergerak. Gram positif. Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang banyak dikenal adalah:
• Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan, berpigmen hijau muda atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya penghuni tanah atau air. Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang kedapatan di dalam luka pada hewan atau manusia. Bakteri ini menyebabkan timbulnya nanah yang kebiru-biruan. Beberapa spesies yang lain menyebabkan penyakit pada tanaman.
• Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di antara spesies-speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.
• Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.
• Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang sudah busuk; menghasilkan cahaya.
• Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam dapurnya tinggi.
7. Famili Caulobacteraceae
Sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada suatu substrat. Gram negatif. Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang banyak dikenal ialah:
• Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel dewasa melekat pada suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.
• Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai berbelit-belit. Penimbun oksida besi. Gallionella ferruginea banyak kedapatan di perairan.

8. Famili Siderocapsaceae
Sel serupa bola, bulat-panjang, atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir yang mengandung besi atau mangan. Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini. Genus yang terkenal ialah:
• Siderocapsa, penghuni air tawar.
• Siderococcus, sel berbentuk bola.
• Siderobacter, bentuk sel serupa batang.
9. Famili Spirillacea
Sel bengkok, flagel kebanyakan monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit, patogen pada hewan dan manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:
• Vibrio dengan 37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan flagel yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.
• Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio desulfiricans terkenal sebagai bakteri denitrifikan.
• Methanobacterium, anaerob, autotrof atau heterotrof, menghasilkan gas metan .
• Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.
• Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada kedua ujung. Penghuni tanah, pengurai selulosa.
• Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau patogen. Spirillum volutans adalah bakteri yang paling besar di antara spiril; mengandung butir-butir volutin dalam sitoplasma. Spirillum minus dapat menimbulkan penyakit yang disebut ‘demam akibat gigitan tikus’.
Ordo II – Chlamydobacteriales
Sel-sel dalam trikoma yang kerap kali berselubung. Kadang-kadang menghasilkan spora kembar atau spora diam. Selubung dapat berisi hidroksida besi, dan trikoma dapat melekat pada sustarct.
Dari Ordo II Chlamydobacteriales Diperkenalkan:
Famili Chlamydobacteriaceae
Sel-sel merupakan trikoma yang berselubung. Trikoma tanpa cabang atau dengan cabang semu. Selubung berisi besi atau mangan. Kebanyakan menetap pada suatu substrat tanpa tangkai. Habitat air tawar; beberapa spesies terdapat juga di laut. Genus yang banyak dikenal ialah:
• Sphaerotilus dengan 3 spesies, trikoma dengan percabangan semu. Selubung dapat mengandung besi. Penghuni air tawar. Berbiak dengan konidia. Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.
• Leptothrix dengan 12 species; trikoma silindris, selubung dapat mengandung besi atau mangan. Penghuni air tawar.
1. Famili Crenotrichaceae
Trikoma menempel pada substrat. Selubung tipis. Tidak bercabang atau dengan cabang semu. Selubung dapat mengandung besi atau mangan. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang terkenal ialah:
- Crenothrix; ujung trikoma membesar. Sel-sel bulat panjang sampai silindris. Terdapat di persediaan-persediaan air.
- Clonothrix; trikoma meruncing pada ujung. Ujung trikoma menghasilkan konidia.

Ordo III – Hypomicrobiales (ordo baru, 1953)
Sel berbiak dengan tunas. Dapat melekat pada substrat dengan tangkai. Satu genus mempunyai pigmen untuk foto sintesis ( Rhodomicrobium). Terdiri atas :
a. Famili Hyphomicrobiaceae
Sel serupa benang-benang yang berhubung-hubungan. Ujung benang menghasilkan sel-sel baru yang mengembara. Gram negatif. Habitat air tawar, lumpur-lumpur kubangan. Genus yang terkenal ialah:
- Hyphomicrobium, heterotrof, terdapat sebagai penghuni tanah dan perairan.
- Rhodomicrobium, tidak bergerak, koloni berwarna jingga.
b. Famili Pasteuriaceae
1. Sel serupa buah apokat atau jambu, bertangkai; pembiakan dengan tunas atau dengan pembelahan diri secara memanjang ; famili ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Genus yang terkenal ialah Pasteuria, sel serupa batang, merupakan rumpun, tidak berwarna, parasit pada Crustacea.
Ordo IV – Eubacteriales
Sel serupa bola atau batang. Tidak dalam trikoma, meskipun dapat bergandengan.
1. Famili I. Azotobacteriaceae
Sel serupa batang, bola atau telur. Tak mempunyai endospora. Gram negatif. Aerob. Dapat mengikat N2 bebas. Habitat tanah.
Genus yang terkenal ialah Azotobacter dengan 3 spesies, penting dalam penyuburan tanah. Azotobacter chroococcum; aerob, hidup bebas dalam tanah, terkenal sebagai pengikat N2, terdapat di mana-mana.
2. Famili II. Rhizobiaceae
Basil, tidak berspora. Flagel peritrik; beberapa spesies tidak bergerak. Gram negatif. Aerob,simbion atau pathogen.
Genus yang terkenal ialah:
- Rhizobium dengan 6 spesies. Pengikat N2, bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan, missal Rhizobium leguminosarum.
- Agrobacterium dengan 7 spesies. Beberapa di antaranya Merupakan pathogen pada tanam-tanaman, missal Agrobacteriu tumefaciens menyebabkan kutil – kutil pada tumbuhan.
- Chromobacterium dengan 4 spesies, penghuni tanah dan air, menghasilkan warna ungu.
3. Famili III. Achromobacteria
Basil, tidak pleomorfik. Bergerak atau diam. Gram negative. Zat warna tidak dilepas ke dalam medium.
Genus yang terkenal ialah :
• Alcaligenes dengan 6 spesies. Berpigmen kuning, saprobe dalam usus vertebrata, air susu Alcaligenes viscolactis menyebabkan timbulnya benang-benang pada usus.
• Flavobacterium dengan 26 spesies, pigmen kuning, jingga atau merah. terdapat didalam tanah dan air. Pigmen tidak meresap kedalam medium.
• Agarbacterium dengan 12 spesies, terdapat dalam tanah, air tawar, dan pada ganggang laut yang telah membusuk.
• Beneckea dengan 6 spesies, dapat mencernakan kitin.

4. Famili IV. Enterobacteriaceae
Basil, bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Gram negative. Menguraikan glukosa dengan menghasilkan gas.
Genus yang terkenal ialah :
• Escherichia dengan 4 spesies, ada yang berwarna, ada yang tidak. Saprobe, Escherichia coli terkenal sebagai penghuni kolon (usul tebal).
• Aerobacter dengan 2 spesies, saproba dalam usus vertebrata atau hidup bebas di alam. Aerobacter aerogenes terdapat sebagai saprobe dalam usus.
• Klebsiella dengan 3 spesies, saproba atau pathogen pada hewan dan manusia. Klebsiella pneumonia kedapatan pada alat-alat pernapasan.
• Erwinia dengan 17 spesies, saprobe atau pathogen pada tanam-tanaman. Erwinia amylovora terkenal sebagai penyebab penyakit “bonyok” pada buah-buahan.
• Serratia dengan 5 spesies, ada pigmen merah, saprobe, ada juga yang tidak berwarna. Serratia marcescens terdapat di mana – mana.
• Proteus dengan 5 spesies, saprobe atau patogen. Proteus vulgaris bisa kedapatan dalam makanan yang sudah basi.
• Salmonella dengan 10 spesies, patogen. S. typhosa menyebabkan penyakit tipus perut (typhus abdominalis). Klasifikasi Salmonella lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat serologic, imunologik. S. pullorum pathogen dalam perut ayam.
• Shigella dengan 8 spesies, banyak yang patogen. S. dysentriae, S. paradysentriae dan S. sonnei menyebabkan penyakit disentri.
5. Famili V. Brucellaceae
Kokus atau basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandeng. Bergerak atau diam. Patogen, terdapat dilapisan lender manusia dan hewan. Famili ini terkenal juga sebagai famili Parvobacteriaceae.

Genus yang terkenal ialah :
• Pasteurella dengan 9 spesies, Gram negatif, banyak sebagai parasit, atau patogen pada manusia dan hewan. P. tularensis menyebabkan tularemia (semacam sampar) pada manusia dan hewan.
• Brucella dengan 3 spesies, mempunyai kapsula. Parasit atau patogen pada hewan dan manusia. B. abortus menyebabkan penyakit brucellosis.
• Haemophilus dengan 15 spesies, banyak yang patogen bagi manusia dan hewan . H. influenzae disangka turut menyebabkan penyakit influenza.
• Bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan.
• Actinobacillus dengan 5 spesies, patogen pada hewan dan manusia.
• Noguchia dengan 3 spesies, sering kedapatan pada selaput mata manusia dan hewan.
6. Famili VI. Bacteroidaceae
Basil, umumnya kecil. Anaerob, kadang-kadang mikroaerofil. Gram negatif. Kebanyakan patogen dalam usus dan lapisan lender.
Genus yang banyak dikenal ialah :
• Bacteroides dengan 30 spesies, anaerob, patogen pada manusia dan hewan.
• Streptobacillus, anaerob, parasit atau patogen pada mamalia dan rodentia.
7. Famili VII. Micrococcaceae
Sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak berspora. Pembiakan menurut 2 atau 3 arah, ada juga yang menurut satu arah merupakan streptokokus, ada pula yang tidak berhubung-hubungan. Gram variabel.
Genus yang terkenal ialah :
• Micrococcus dengan 16 spesies, saprobe, jarang-jarang patogen. Berkelompok tidak beraturan.
• Staphylococcus dengan 2 spesies, Gram positif, kelompok serupa untaian, warna kuning. Saprobe atau patogen. Staphylococcus aureus kedapatan pada kulit, selaput lender, bisul – bisul dan luka-luka.
• Gaffkya dengan 2 spesies, patogen pada hewan dan manusia.
• Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang berwarna. Saprobe atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuning.
8. Famili VIII. Neisseriaceae
Kokus, dua-dua atau berkelompok tidak beraturan. Tidak bergerak. Gram – negative. Parasit atau patogen.
Genus yang terkenal ialah :
• Neisseria dengan 10 spesies, diantaranya N. gonorrhoeae, penyebab penyakit kelamin, dan N. meningtidis penyakit radang selaput otak.
• Veillonella dengan 6 spesies, parasit dan patogen.
9. Famili IX. Brevibactericiae
Basil, tidak berspora. Gram positif. Merah, kuning atau coklat. Habitat tanah , air tawar, air asin, sampah-sampah.
Genus yang banyak dikenal ialah Brevibacterium dengan 23 spesies, saproba, aerob dan anaerob fakultatif.
10. Famili X. Lactobacillaceae
Basil atu kokus yang bergandeng-gandengan atau merupakan tetrad. Gram positif . umumnya saproba. Beberapa spesies patogen.

Genus yang terkenal ialah :
• Diplococcus pneomoniae, penyebab radang paru-paru peneumonia.
• Sterptococus dengan 19 spesies, saprobe atau parasit. S. lactis dan S. Cremoris penting dalam pembuatan keju dan mentega.
• Leuconostoc dengan 3 spesies, saprobe. L. dextranicum dan L. citrovorum berguna untuk memberikan aroma kepada mentega dan keju.
• Lactobacillus dengan 11 spesies, di antaranya L. lactis, L acidophilus, keduanya menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula. L. casei digunakan dalam pembuatan keju.
• Eubacterium dengan 20 spesies, saprobe atau patogen. Banyak kedapatan dalam usus. Genus yang lain seperti catenabacterium banyak hidup sebagai saproba dalam usus.
11. Familia XI. Propionibacteriaceae
Basil tak bergerak, tidak berspora. Mungkin pleomorfik. Gram positif. Ada yang berpigmen coklat. Genus yang terkenal ialah Propionibacterium dengan 11 spesies, penghasil asam propionat.
12. Famili XII. Corynebacteriaceae
Kebanyakan basil yang diam. Gram positif. Aerob, mikroaerofil sampai anaerob. Mengubah nitrat menjadi nitrit.
Genus yang terkenal ialah Corynebacterium dengan 33 spesies, diantaranya ada yang parasit dan patogen pada tumbuhan dan manusia. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit tenggorokan dipteri.
13. Famili XIII. Bacillaceae
Basil, kadang-kadang streptobasil, membentuk endospora. Flagel peritrik, atau tanpa flagel. Gram positif, variabel dan negatif. Parasit atau patogen terutama pada insekta.
Genus yang terkenal ialah :
• Bacillus dengan 25 spesies, bergerak, flagel peritrik. Endospora di tengah atau di ujung sporangium. B. subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin dan subtilin. B. anthracis menyebabkan penyakit antraks. B. stearothermorphilus hidup subur dalam suhu 650 C. B. meganterium adalah saprobe yang terdapat dimana-mana. B. cereus hidup sebagai saprobe, kadang-kadang juga sebagai pathogen
• Clostridium terdapat 93 spesies, anaerob, saprobe, parasit pathogen. Terdapat di tanah, usus manusia dan hewan. C. pasteurianum penghuni tanah yang dapat mengikat N2 bebas. C. botulinum, saprobe pada makanan basi, mengasilkan racun. C. tetani penyebab tetanus (kejang-rahang), C. perfringerns menyebabkan busuknya luka.
Ordo V – Actinomycetales
Sel kaku dan mungkin tumbuh seperti miselium jamur dengan konidia di udara. Dua genera mempunyai spora yang yterbentuk di dalam spongarium, dan spora dari salah satu genus ini dapat bergerak. Sel-sel tunggal, atau bercabang sederhana, kerap kali tahan asam.
Ordo ini diduga merupakan pendahulu dari golongan jamur. Sel-sel panjang, ada kecenderungan untuk bercabang. Saproba atau pathogen. Habitat tanah. Ordo ini terdiri atas 4 famili, yaitu :
1. Famili Mycrobacteriaceae
Sel berupa batang-batang halus, lurus atau sedikit bengkok, tahan asam, tidak bergerak, tidak mempunyai konidia. Aerob, saproba, parasit atau pathogen. Genus yang terkenal ialah :
• Mycrobacterium dengan 13 spesies, diantaranya ialah M. tuberculosis, M. leprae keduanya pathogen pada manusia; M. bovis, pathogen pada lembu, dan M. avium, pathogen pada unggas.
• Mycococcus dengan 6 spesies. Sel-sel serupa kokus, Gram positif, aerob, penghuni tanah. M. citreus, M. flavus, M. luteus, masing-masing berpigmen.
2. Famili Actynomicetaceae
Berbentuk miselium yang semula tidak bersekat. Membentuk konidia pada hifa yang menegak. Saproba parasit, atau pathogen. Genus yang terkenal ialah :
• Nocardia dengan 45 spesies, aerob, pathogen. Genus ini dapat menggunakan lilin, fenol dan kresol sebagai sumber tenaga. N. madurae menyebabkan borok pada kaki.
• Actinomyces, pathogen pada hewan dan manusia. A. bovis menyebabkan actinomycosis pada lembu (bengkak rahang). A. isrelii pathogen pada manusia.
3. Famili Streptomycetaceae
Konidia terbentuk pada sporofora. Umumnya saproba, sedikit sekali yang parasit. Genus yang terkenal ialah Streptomyces dengan 150 spesies. Genus ini terkenal karena menghasilkan antibiotik. Misal, S. griseus menghasilkan streptomisin, S. aureofaciens menghasilkan auremisin, S. venezuelae menghasilkan kloromisetin (kloramfenikol).
4. Famili Actinoplanaceae
Berbentuk miselium, spora terbentuk didalam sporangium. Spora mengembara atau diam. Habitat tanah dan air. Genus yang terkenal ialah Actinoplanes dan Streptosporangium, keduanya saprobe dalam tanah.


Ordo VI – Caryophanales
Sel dalam trikoma. Bentuk trikoma, tidak ada selubung. Saproba dalam air, sampah-sampah, atau parasit dalam usus vertebrata dan insekta. Ordo ini terdiri atas 3 famili, yaitu Caryophanaceae, Oscillosporaceae, dan arthromitaceae, berturut-turut dengan 3, 1, 2 spesies.
Ordo VII – Beggiatoales
Sel kaku, biasanya besar dan mungkin serupa bola atau trikoma. Mungkin ada butir-butir belerang di dalam atau permukaan sel. Bergerak dengan menjulur, bergelombang atau berguling-guling, gerakan putus-putus seperti pada beberapa ganggang biru. Tidak ada flagel. Bentuk trikoma tunggal atau berkelompok tiga. Tak berflagel. Ada spesies yang bergerak dengan menjulur, berguling-guling. Kerap kali ada butir-butir belerang. Habitat air tawar, air laut, pada ganggang. Keempat family yang masuk dalam ordo ini ialah :
1. Famili Beggiatoaceae
Terdiri atas 4 genus dengan 18 spesies, mempunyai bentuk seperti benang yang ujungnya dapat bergerak. Tak ada konidia. Pembiakan dengan potongan-potongan benang. Dalam famili ini banyak spesies bakteri-belerang. Genus yang terkenal ialah :
• Beggiatoa dengan 6 spesies, diantaranya Beggiatoa alba banyak terdapat dalam air kotor yang tergenang, menempel pada sampah-sampah atau tanaman air, merupakan lapisan yang berwarna keabu-abuan.
• Thiothrix dengan 7 spesies, umumnya penghuni air tawar, air laut.
2. Famili Vitreoscillaceae
Trikoma tidak berwarna, penghuni perairan yang tenang, terdiri atas 3 genus dengan 13 spesies.
1. Famili Leucotrichaceae dengan 1 genus Leucothrix, penghuni air tawar, air laut, yang mengandung sisa-sisa zat organic yang berasal dari ganggang.
2. Famili Achromatiaceae, terdapat dalam air tawar dan air laut, belum banyak dikenal. Famili ini terdiri atas 1 genus Achromatium.
Ordo VIII – Myxobacteriales
Sel lebih besar atau kecil, tetapi tidak kaku. Sel lemas, kerap kali runcing pada ujung pangkal, bergerak dengan menjalar. Tubuh-tubuh tumbuh pada koloni yang menyebar seperti plasmodium. Berlendir.
Ordo ini terdiri atas 5 famili dengan 12 genus yang mencakup 71 spesies, kebanyakan hidup sebagai saproba, dapat menghasilkan lendir sehingga masing-masing tetap berkelompok. Kelompok ini dapat bergerak perlahan-lahan. Makin bertambah usia, makin banyak lendir yang dihasilkannya. Bakteri yang ada di dalam kelompok itu berbentuk batang lemas, tidak mempunyai flagel, namun dapat bergerak sediki-sedikit. Kelompok lendir yang berisikan ribuan bakteri ini menyerupai plasmodium (malaria), sehingga untuknya seringkali diberikan nama pseudoplasmodium (pseudo = semu). Di dalam bentuk kelompok ini, bakteri dikatakan di dalam fase mengembara. Fase ini diikuti dengan fase pembiakan; prosesnya sangat mengasyikan. Jika kelompok lendir itu sudah cukup usia, maka terjadilah pembagian kelompok atas kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini menjulang ke atas dengan suatu tangkai, dan tangkai itu tetap berdiri di atas induk-kelompok lendir. Kelompok kecil yang betangkai ± 1 mm ini berbentuk bola; ada juga yang bentuknya tidak beraturan. Tangkai tidak berisi bakteri, tetapi kelompok bola yang diatasnya itu penuh dengan bakteri. Bola-bola itu seakan-akan merupakan “buah” yang oleh beberapa sarjana disebut juga kista (cysta). Warna, bentuk, dan besar kecilnya buah tersebut berbeda-beda; hal ini bergantung kepada spesies. Banyak spesies yang berwarna kuning jingga atau merah.
Jika buah atau kista itu matang, maka sel-sel yang ada di dalamnya menjadi pendek-pendek, bahkan pada beberapa spesies sel-sel itu sampai serupa bola-bola kecil. Lendir menjadi kering juga. Maka setelah beberapa lama dalam keadaan demikian, sel-sel bertebaran karena angina tau air hujan. Di tempat baru sel-sel tersebut memulaikan kehidupan baru. Tempat yang mereka sukai ialah kayu-kayuan yang lapuk, jamur, atau kotoran hewan. Spesies yang hidup sebagai parasit juga ada, misalnya Polyangium parasiticum pada ganggang hijau Cladaphora. Contoh yang lain ialah Podangium lichenocolum; spesies ini hidup sebagai parasit pada Lichenes.
Ada satu genus cytophaga yang dapat mencernakan selulosa dan agar-agar. Chytophaga columnaris dapat menimbulkan penyakit pada ikan.
Ordo IX – Spirochaetales
Sel berbentuk spiral panjang atau pendek. Bergerak bebas dengan membelok- belokkan tubuh.
Ordo ini terdiri atas 2 famili dengan 6 genus yang mencakup 49 spesies. Ada beberapa spesies yang patoggen pada hewan dan manusia. Bakteri dari ordo ini berupa batang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Semula orang menyangka spiral ini tidak mempunyai falgel, akan tetapi penyelidikan dengan mikroskop electron menunjukkan adanya flagel yang amfitrik.
Banyak spesies yang tidak dapat diwarnai dengan cara yang biasa; untuk mengamatinya diperlukan mikroskop yang berlatar –belakang gelap. Beberapa spesies layak juga dimasukkan dalam golongan protozoa, mengingat cara bergeraknya, akan tetapi mengingat sifat – sifatnya yang lain, diantaranya adalah pembelahan secara tranversal, menyebabkan Spirochaetales ini digolongkan kepada tumbuhan. Kedua famili yang masuk dalam ordo ini adalah :
1. Famili Spirochaetaceae dengan genus baku Spirochaeta. Banyak spesies dari famili ini hidup sebagai saprobe di dalam air di selokan – selokan. Beberapa spesies yang lain hidup sebagai parasit di dalam usus Molluska yang berkatup dua.
2. Famili Treponemataceae: Banyak spesies dari family ini hidup sebagai parasit dan pathogen pada Vertebrata, di anataranhya ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia. Famili ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia.
Famili ini terdiri dari 3 genus, yaitu :
• Borrelia dengan 28 spesies, diantaranya ialah B. novyi dan B. recurrentis yang menyebabkan penyakit demam berulang, sedang B. vincentii menyebabkan penyakit tenggorokan ( Vincent’s argina).
• Treponema dengan 8 spesies, diantaranya ialah T. pallidum yang menyebabkan penyakit sfilis, T. pertenue yang menyebabkan penyakit patek atau puru (framboesia).
• Leptospira mempunyai lengkungan – lengkungan yang lebih halus daripada Treponema, ujung – ujungnya serupa kail. L. icterohaemorrhagiae menyebabkan penyakit weil, suatu penyakit kuning. Penyakit ini banyak diderita oleh pekerja – pekerja tambang yang tempatnya selalu lembab. Urine tikus liar yang kejangkitan Leptospira mengandung bakteri ini.
Ordo X – Mycoplasmatales
Tak bergerak, sangat pleomorfik dan sangat halus. Ada kalanya dapat lewat saringan.
Sangat pleomorfik, mudah sekali rusak, tidak bergerak, tidak berspora. Gram negatif. Saproba ada juga yang pathogen. Ordo ini terdiri atas 1 famili dengan1 genus.
Famili Mycoplasmataceae : merupakan koloni – koloni yang kecil jika ditumbuhkan dalam medium buatan. Sifat – sifat lebih terperinci masih perlu diselidiki. Genus yang sudah dikenal ialah Mycoplasma dengan 15 spesies, diantaranya M. mycoides yang dapat menyebabkan pleuropneumonia pada hewan; M. hominis yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Kemajuan di bidang Biologi Molekul menyebabkan timbunlnya pendapat baru, yaitu untuk membagi makhluk hidup atas dunia prokaryota dan dunia Eukaryota, yang pertama mempunyai bahan inti AND yang tersebar, sedang yang kedua mempunyai bahan inti AND yang terwadahi dalam suatu organ berdinding yang lazim disebut inti.
Untuk dapat mengadakan identifikaasi suatu bakteri, orang harus membaca dahulu buku pegangan agar mengenal prosedur pengamatannya secara makroskopik maupun secara mikroskopik, pula urutan – urutan pengadaan uji- uji fisiologik bakteri yang akan diidentfkasi. Setelah data terkumpul, yaitu ciri – ciri mengenai morfologi dan fisiologi bakteri yang bersangkutan, barulah buku pegangan dibaca lagi.
 Klas Microtatobiotes dibagi atas 2 ordo, yaitu :
Ordo I – Rickettsiales
Ordo II – Virales
 Ordo-ordo tersebut dibbagi-bagi klagi atas sub-ordo dan family sebagai berikut :
Ordo I. Pseudomonadales
Sub-ordo I. Rhodobacteriineae
Famili I – Thiorhodaceae 13 genus 34 spesies
Family II – Athiorhodaceae 2 genus 8 spesies
Family III – Chlorobacteriaceae 6 genus 9 spesies
Sub-ordo II. Pseudomonadineae
Famili I – Nitrobacteriaceae 7 genus 13 spesies
Family II – Methanomonadaceae 3 genus 6 spesies
Family III – Thiobacteriaceae 5 genus 17 spesies
Family IV – Pseudomonadaceae 12 genus 258 spesies
Family V – Caulobacteraceae 4 genus 8 spesies
Family VI – Siderocapsaceae 10 genus 28 spesies
Family VII – Spirillaceae 10 genus 30 spesies
Ordo II. Chlamydobacteriales
Family I – Chlamydobacteriaceae 3 genus 17 spesies
Family II – Peloplocaceae 2 genus 6 spesies
Family III – Crenotrichaceae 3 genus 3 spesies
Ordo III. Hyphomicrobiales
Family I – Hyphomicrobiaceae 2 genus 2 spesies
Family II – Pasteuriceae 2 genus 2 spesies
Ordo IV. Eubacteriales
Family I – Azotobacteraceae 1 genus 3 spesies
Family II – Rhizobiaceae 3 genus 17 spesies
Famili III – Achromobacteriaceae 5 genus 65 spesies
Family IV – Enterobacteriaceae 10 genus 59 spesies
Family V – Brucellaceae 8 genus 42 spesies
Family VI – Bacteroidaceae 5 genus 56 spesies
Family VII – Micrococcaceae 6 genus 43 spesies
Family VIII – Neisseriaceae 2 genus 16 spesies
Family IX – Brevibacteriaceae 2 genus 26 spesies
Family X – Lactobacillaceae 10 genus 92 spesies
Family XI – Propionibacteriaceae 3 genus 13 spesies
Family XII – Corynebacteriaceae 2 genus 55 spesies
Ordo V. Actinomycetales
Family I – Mycobacteriaceae 2 genus 20 spesies
Family II – Actinomycetaceae 2 genus 48 spesies
Family III – Streptomycetaceae 3 genus 158 spesies
Family IV – Actinoplanaceae 2 genus 2 spesies
Ordo VI. Caryophanales
Family I – Caryophanaceae 3 genus 7 spesies
Family II – Oscillosporaceae 1 genus 1 spesies
Family III – Arthromitaceae 2 genus 5 spesies
Ordo VII. Beggiatoales
Family I – Beggiatoaceae 4 genus 18 spesies
Family II – Vitreoscillaceae 3 genus 13 spesies
Family III – Leucotrichaceae 1 genus 1 spesies
Family IV – Achromatiaceae 1 genus 1 spesies
Ordo VIII. Myxobacteriales
Family I – Cytophagaceae 1 genus 11 spesies
Family II – Archangiaceae 2 genus 6 spesies
Family III – Sorangiaceae 1 genus 8 spesies
Family IV – Polyangiaceae 4 genus 28 spesies
Family V – Myxococcaceae 4 genus 18 spesies
Ordo IX. Spirochaetales
Family I – Spirochaetaceae 3 genus 11 spesies
Family II – Treponemataceae 3 genus 38 spesies
Ordo X. Mycoplasmatales
Family I – Plasmataceae 1 genus 15 spesies




2.9 KELOMPOK UTAMA BAKTERI BERDASARKAN BERGEY’S MANUAL EDISI KE-8
o Kelompok 1 : Bakteri Fototrofik
Ciri-ciri :
• Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.
• Gram negatif .
• Perkembangbiakan dengan pembelahan biner.
• Bergerak dengan flagella atau nonmotil.
• Fotosintetik.
• Bakterioklorofil.
• Berpigmen.
• Habitat di lingkungan akuatik.
Contoh : Thiospirillum sp., Chromatium sp.
o Kelompok 2 : Bakteri Luncur
Ciri-ciri :
• Bentuk sel batang, bola atau filamen.
• Gram negatif.
• Motil
• Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.
• Beberapa membentuk tubuh buah.
• Habitat di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.
Contoh : Cytophagales


o Kelompok 3 : Bakteri Berselongsong
Ciri-ciri :
• Sel terbungkus dalam selongsong.
• Bentuk sel batag, atau seperti filmen.
• Motil.
• Gram negatif.
• Beberapa membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk menempelkan diri pada permukaan.
• Habitat di lingkungan akuatik dan lumpur.
Contoh : Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix
o Kelompok 4 : Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks
Ciri-ciri :
1. Sel dengan prosteka atau pelekap.
2. Perbanyakan dengan berkuncup dan membelah.
3. Motil karena flagela kutub atau nonmotil.
4. Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan pertumbuhan seperti hifa ( filament).
5. Habitat di tanah, lingkungan akuatik.
Contoh : Hyphomirobium.
o Kelompok 5 : Bakteri Spiroket
Ciri-ciri :
• Dinding sel lentur (tidak kaku).
• Morfologi sel langsing terpilin (spiral).
• Perbanyakan dengan pembelahan melintang.
• Motil.
• Banyak spesies gram negatif.
• Habitat di tanah dan lingkungan akuatik.
• Patogenesitas.
Contoh : Treponema pallidum
o Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan Lengkung
Ciri-ciri :
• Dinding sel kaku.
• Bentuk sel batang terpilin-pilin.
• Motil karena flagella.
• Gram negatif.
• Habitat di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan rongga mulut hewan ( termasuk manusia).
• Patogenesitas.
Contoh : Campylobacter fetus.
o Kelompok 7 : bakteri batang dan kokus aerobik gram negatif
Ciri-ciri :
• Morfologi sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.
• Motil karena flagella atau nonmotil.
• Aerobik.
• Gram negatif.
• Beberapa dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa berkarbon satu, dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.
• Habitat di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.
• Patogenesitas.
Contoh : Brucella dan Francisella tularensis.
o Kelompok 8 : Batang anaerobik Fakultatif Gram negative
Ciri-ciri :
• Morfologi sel batang pendek.
• Motil, flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.
• Anaerobic fakultaif.
• Habitat di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.
• Patogenesitas.
Contoh : escherichia coli, salmonella sp.
o Kelompok 9 : Batang gram negatif anaerobik
Ciri-ciri :
• Morfologi sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali pleomorfisme.
• Motilitas, beberapa spesies nonmotil.
• Anaerob obligat.
• Habitat di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran pencernaan serangga.
• Patogenesitas.
Contoh : Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas
o Kelompok 10 : Kokobasilus dan kokus gram negative
Ciri-ciri :
• Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-batang pendek),terdapat tunggal dan berpasangan.
• Nonmotil.
• Gram negatif.
• Aerobik.
• Habitat di saluran lendir manusia dan hewan.
• Patogenesitas.
Contoh : Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.
o Kelompok 11 : Bakteri anaerobik gram negative
Ciri-ciri :
• Morfologi sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.
• Nonmotil.
• Anaerobik.
• Habitat di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.
• Parasitik.
Contoh : Veillonella
o Kelompok 12 : bakteri kemolitotrofik gram negatif
Ciri-ciri :
• Autotrofik.
• Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies.
• Motil karena flagella atau nonmotil.
• Habitat di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak mengndung belerang, besi atau mangan.
Contoh : Nitrococcus


o Kelompok 13 : bakteri penghasil metan (metanogenik)
Ciri-ciri :
• Autotrofik atau heterotrofik.
• Morfologi sel : bola, batang, spiral.
• Motil karena flagella kutub atau nonmotil.
• Gram positif atau gram negatif.
• Anaerobic.
• Beberapa spesies termofilik.
• Habitat di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan akuatik dan limbah.
Contoh : Methanospirillum.
o Kelompok 14 : kokus gram positif
Ciri-ciri :
• Morfologi sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket, atau gerombol.
• Nonmotil.
• Gram positif.
• Anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik.
• Heterotrofik.
• Habitat di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah panas termasuk manusia.
• Patogenesitas.
Contoh : Sarcina


o Kelompok 15 : batang dan kokus pembentuk endospora
Ciri-ciri :
• Morfologi sel : batang.
• Motil karena flagella atau nonmotil.
• Reaksi gram : kebanyakan gram positif.
• Aerobic, anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.
• Endospora.
• Habitat di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan manusia.
• Patogenesitas.
Contoh : Sporosarcina
o Kelompok 16 : bakteri gram positif tak membentuk spora
Ciri-ciri :
• Morfologi sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.
• Nonmotil.
• Gram positif.
• Anaerobic atau anaerobic fakultatif.
• Habitat di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan termasuk manusia.
Contoh : Lactobacillus.
o Kelompok 17 : aktinomisetes dan organisme yang sekerabat
Ciri-ciri :
• Morfologi sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak beraturan,filament, dan filamen bercabang, struktur miselium.
• Nonmotil.
• Gram positif.
• Aerobic, anaerobic, atau anaerobic fakultatif.
• Habitat di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.
• Patogenesitas.
contoh : Mycobacterium tubercolosis.
o Kelompok 18 : riktesia
Ciri-ciri :
• Morfologi sel :batang pendek, atau lonjong.
• Gram negatif.
• Nonmotil.
• Parasit obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan atau hewan).
• Habitat di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.
• Patogenesitas.
Contoh : Chlamydia. Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.
o Kelompok 19 : mikoplasma
Ciri-ciri :
• Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh membrn berlapis 3 yang tak kaku.
• Nonmotil.
• Gram negatif.
• Anaerobic fakultatif.
• Habitat di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.
• Patogenesitas.
Contoh : koloni mycoplasma molare, Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma, Spiroplasm.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bakteri, berasal dari bahasa latin yaitu bacterium (jamak, bacteria) adalah organism yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Mereka sangatlah kecil dan kebanyakan bersel tunggal, dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa inti sel (nukleus), cytoskeleton dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas, dan bakteri juga termasuk kelompok prokariot karena bakteri tidak memiliki membrane inti sel.
3.2. Saran
Dengan mengetahui berbagai macam bakteri, maka jagalah kesehatan baik kesehatan pribadi maupun kesehatan lingkungan agar tidak terhinggap bakteri.













DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
http://fitri15.wordpress.com/2010/09/26/klasifikasi-bakteri/
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/penggolongan-bakteri/
http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-pdf/Mikrobiolect-2%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf
http://id.scribd.com/doc/98601839/Klasifikasi-bakteri
Dwijoseputro.1989.Dasar-dasar Mikrobiologi Dasar.Penerbit Djambatan:Jakarta
Adit.2010.Bakteri dan klasifikasinya.http://www.capungsupportcenter.co.cc/2010/09/mikrobiologi3-bakteri-ronggamulut.html.Diakses pada tanggal 30 desember 2010 pukul 15.00 WIB.
http://ugeex.blogspot.com/2009/03/klasifikasi-mikroba.html
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/penggolongan-bakteri/v

























1 komentar:

  1. Hotel in Las Vegas (2021) - Mapyro
    This is a casino hotel in the heart of the 목포 출장샵 Strip, 안산 출장마사지 near The Cosmopolitan of Las Vegas, and 경상북도 출장샵 next to The Cosmopolitan 상주 출장샵 of Las Vegas. It is owned and 서산 출장안마 operated

    BalasHapus